MAKALAH AGAMA DAN MASYARAKAT
ILMU
SOSIAL DASAR 1
NAMA :
IKA PURWANINGTYAS
KELAS :
1TB01
NPM :
25314130
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini tepat waktu. Salawat dan salam kami sampaikan buat Nabi Muhammad
Saw sebagai suri tauladan manusia.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
pembelajaran ISD (Ilmu SosiaL Dasar), di dalam makalah ini penulis saya akan
membahas mengenai “Agama dan Masyarakat”.
Dalam penyusunan makalah ini saya menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu dalam kesempatan ini penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi terwujudnya kesempurnaan
makalah ini .
Akhir
kata kepada Allah penulis mohon ampun, semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan , petunjuk , maupun pedoman bagi pembaca maupun
penulis sendiri .
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
1
DAFTAR ISI
2
BAB
: AGAMA DAN MASYARAKAT
3
A. FUNGSI AGAMA
4
B. PELEMBAGAAN AGAMA
5
C. AGAMA,KONFLIK, DAN MASYARAKAT
6
KESIMPULAN
7
PENGALAMAN
POSITIF
7
BAB
AGAMA
DAN MASYARAKAT
A. Fungsi Agama
Dalam
hal fungsi, masyarakat dan agama itu berperan dalam mengatasi
persoalan-persoalan yang timbul di masyarakat yang tidak dapat
dipecahakan secara empiris
karena adanya keterbatasan kemampuan dan
ketidakpastian. Oleh karena
itu, diharapkan agama menjalankan fungsinya sehingga
masyarakat merasa sejahtera, aman, stabil, dan
sebagainya. Agama dalam masyarakat bisa difungsikan sebagai berikut :
a. Fungsi edukatif
Agama memberikan bimbingan dan pengajaaran dengan
perantara petugas-petugasnya (fungsionaris) seperti syaman, dukun, nabi, kiai,
pendeta imam, guru agama dan lainnya, baik dalam upacara (perayaan) keagamaan,
khotbah, renungan (meditasi) pendalaman rohani, dsb.
b. Fungsi penyelamatan
Bahwa setiap manusia menginginkan keselamatan baik
dalam hidup sekarang ini maupun sesudah mati. Jaminan keselamatan ini hanya
bisa mereka temukan dalam agama. Agama membantu manusia untuk mengenal sesuatu
“yang sakral” dan “makhluk teringgi” atau Tuhan dan berkomunikasi dengan-Nya.
Sehingga dalam yang hubungan ini manusia percaya dapat memperoleh apa yang ia
inginkan. Agama sanggup mendamaikan kembali manusia yang salah dengan Tuhan
dengan jalan pengampunan dan Penyucian batin.
c. Fungsi pengawasan sosial (social control)
Fungsi agama sebagai kontrol sosial yaitu :
· Agama meneguhkan kaidah-kaidah
susila dari adat yang dipandang baik bagi kehidupan moral warga masyarakat.
· Agama mengamankan dan melestarikan
kaidah-kaidah moral ( yang dianggap baik )dari serbuan destruktif dari agama
baru dan dari system hokum Negara modern.
d. Fungsi memupuk Persaudaraan
Kesatuan persaudaraan berdasarkan kesatuan sosiologis
ialah kesatuan manusia-manusia yang didirikan atas unsur kesamaan.
· Kesatuan persaudaraan berdasarkan
ideologi yang sama, seperti liberalism, komunisme, dan sosialisme.
· Kesatuan persaudaraan berdasarkan
sistem politik yang sama. Bangsa-bangsa bergabung dalam sistem kenegaraan
besar, seperti NATO, ASEAN dll.
· Kesatuan persaudaraan atas dasar
se-iman, merupakan kesatuan tertinggi karena dalam persatuan ini manusia bukan
hanya melibatkan sebagian dari dirinya saja melainkan seluruh pribadinya
dilibatkan dalam satu intimitas yang terdalam dengan sesuatu yang tertinggi
yang dipercayai bersama
e. Fungsi transformatif
Fungsi transformatif disini diartikan dengan mengubah
bentuk kehidupan baru atau mengganti nilai-nilai lama dengan menanamkan
nilai-nilai baru yang lebih bermanfaat.
Sedangkan menurut Thomas
F. O’Dea menuliskan enam fungsi agama dan
masyarakat yaitu:
1. Sebagai pendukung,
pelipur lara, dan perekonsiliasi.
2. Sarana hubungan
transendental melalui pemujaan dan upacara ibadat.
3. Penguat norma-norma
dan nilai-nilai yang sudah ada.
4. Pengoreksi fungsi
yang sudah ada.
5. Pemberi identitas
diri.
6. Pendewasaan agama.
Sedangkan menurut Hendropuspito lebih
ringkas lagi, akan tetapi intinya
hampir sama. Menurutnya fungsi
agama dan masyarakat itu adalah
edukatif, penyelamat, pengawasan sosial, memupuk
persaudaraan, dan transformatif.
Agama memiliki peranan yang sangat penting dalam
kehidupan manusia dan masyarakat, karena agama memberikan sebuah system
nilai yang memiliki derivasi pada norma-norma masyarakat untuk memberikan
pengabsahan dan pembenaran dalam mengatur pola perilaku manusia, baik di
level individu dan masyarakat. Agama menjadi sebuah pedoman hidup
singkatnya. Dalam memandang nilai, dapat kita lihat dari dua sudut pandang.
Pertama, nilai agama dilihat dari sudut intelektual yang menjadikan nilai
agama sebagai norma atau prinsip. Kedua, nilai agama dirasakan di sudut
pandang emosional yang menyebabkan adanya sebuah dorongan rasa dalam diri yang
disebut mistisme.
B. Pelembagaan Agama
Pelembagaan agama adalah suatu tempat atau lembaga
dimana tempat tersebut untuk membimbing manusia yang mempunyai atau menganut
suatu agama dan melembagai suatu agama.
Salah
satu pelembagaan agama di Indonesia adalah MUI. MUI adalah singkatan dari
Majelis Ulama Indonesia, yang berfungsi menghimpun para ulama indonesia untuk
menyatukan gerak langkah islam di Indonesia, MUI melembagai atau membimbing
suatu agama khususnya agama islam.
Dengan kata lain pelembagaan agama adalah wadah untuk menampung
aspirasi-aspirasi di setiap masing-masing agama. ketika ada selisih paham yang
tidak sependapat dengan agama yang bersangkutan, maka masalah tersebut di bawa
ke pelembagaan agama, untuk di tindak lanjuti.dengan memusyawarahkan masalah
tersebut dan di ambil keputusan bersama dan di sepakati bersama pula.
C. Agama, Konflik, dan
Masyarakat
Upacara-upacara yang bernuansa agama suku bukannya semakin
berkurang tetapi kelihatannya semakin marak di mana-mana terutama di sejumlah
desa-desa. Misalnya saja, demi pariwisata yang mendatangkan banyak uang bagi
para pelaku pariwisata, maka upacara-upacara adat yang notabene adalah upacara
agama suku mulai dihidupkan di daerah-daerah.
Upacara-upacara agama suku yang selama ini ditekan dan dimarjinalisasikan tumbuh sangat subur. Anehnya sebab bukan hanya orang yang masih tinggal di kampung yang menyambut angin segar itu dengan antusias tetapi ternyata orang yang lama tinggal di kotapun menyambutnya dengan semangat membara. Misalnya pemilihan hari-hari tertentu yang diklaim sebagai hari baik untuk melaksanakan suatu upacara. Hal ini semakin menarik sebab mereka itu pada umumnya merupakan pemeluk yang “ fanatik” dari salah satu agama monoteis bahkan pejabat atau pimpinan agama. Jadi pada jaman sekarang pun masih banyak sekali hal yang menghubungkan agama dengan kepercayaan-kepercayaan seperti itu sehingga bisa menimbulkan konflik bagi masyarakat itu sendiri.
Upacara-upacara agama suku yang selama ini ditekan dan dimarjinalisasikan tumbuh sangat subur. Anehnya sebab bukan hanya orang yang masih tinggal di kampung yang menyambut angin segar itu dengan antusias tetapi ternyata orang yang lama tinggal di kotapun menyambutnya dengan semangat membara. Misalnya pemilihan hari-hari tertentu yang diklaim sebagai hari baik untuk melaksanakan suatu upacara. Hal ini semakin menarik sebab mereka itu pada umumnya merupakan pemeluk yang “ fanatik” dari salah satu agama monoteis bahkan pejabat atau pimpinan agama. Jadi pada jaman sekarang pun masih banyak sekali hal yang menghubungkan agama dengan kepercayaan-kepercayaan seperti itu sehingga bisa menimbulkan konflik bagi masyarakat itu sendiri.
LAMPIRAN
KESIMPULAN
Agama dengan masyarakat memiliki
hubungan yang sangat erat, karena agama merupakan pedoman hidup manusia dalam
bertingkah laku dan bermasyarakat. Tanpa agama, hidup menjadi tidak teratur dan
timbul banyak penyimpangan. Oleh sebab itu, setiap individu harus memimiliki
pemahaman yang kuat tentang agamanya agar tidak terjadi konfilk dalam
masyarakat.
PENGALAMAN
POSITIF:
·
Memahami dasar-dasar
agama
·
Terhindar dari pergaulan
yang negatif
·
Lebih mendekatkan diri
kepada Tuhan
·
Menghormati dan menghargai
perbedaan
·
Lebih bersabar dalam
menghadapi masalah sebagai cobaan dari Tuhan