Apa
yang terlintas di pikiran anda setelah membaca judul tersebut? Mungkinkah
sebuah lukisan diatas kanvas yang diinjak? Ataukah ada sebuah lukisan yang
selama ini tidak anda sadari berada di telapak kaki anda? Hmmm.. bisa jadi.
Tetapi jika anda berpikir itu sebuah lukusian yang ada di lantai atau jalan
raya maka tebakan anda tepat sekali.
Belakangan
ini banyak sekali gambar 3D optical
ilussion yang berkeliaran di dunia maya, entah itu di facebook, instagram,
twitter, atau social media lainnya. Bahkan telah di gelar pameran 3D street painting di Jakarta beberapa waktu lalu yang
langsung dilukis oleh penggagasnya bernama Kurt Wenner asal Amerika Serikat yang tercatat pernah menjadi scientific illustrator untuk National Aeronautics and Space Administration atau NASA.
Seni ini di duga memiliki tradisi panjang
di Eropa khususnya negara Italia pada abad ke 16. Di kota-kota, pejalan kaki
dapat melihat sepetak trotoar atau permukaan beraspal dihiasi dengan kapur atau
pastel. Seniman jalanan itu biasa di sebut Madonnari. Mereka selalu
berpindah-pindah tempat, dan banyak dari mereka di bawa ke kota untuk bekerja di katredal. Setelah pekerjaan mereka
selesai mereka menggambar kembali karya yang mereka buat di katredal yang
kemudian diterapkan ke trotoar sebagai cara untuk terus hidup. Mereka juga
pergi dan bergabung dalam festival yang di adakan di setiap provinsi dan kota
untuk mendapatkan koin dari para pengamat yang menyukai karya mereka. Hanya
berbekal kapur, ubin, batu bara dan bahan apa saja yang dapat dijadikan alat
untuk melukis serta sebuah bakat yang luar biasa mereka dapat menyambung
hidupnya.
Seni lukis jalanan mulai muncul di
London pada pertengahan abad 19. Istilah yang dipakai di Inggris untuk para
seniman ini adalah “Screevers”. Hal itu didapat dari gaya penulisan mereka pada
setiap karyanya.
Pada awal 1970an, street painting mulai
bangkit kembali di Italia. Diselenggarakannya sebuah festival di Grazie yang memusatkan
perhatian pada bentuk seni dan para mahasiswa seni eropa yang bergabung dengan
seniman jalanan dengan membuat gambar menggunakan kapur, aksi mereka tersebut
dilakukan untuk donasi.
Kemudian pada tahun 1980, seorang
seniman bernama Kurt Wenner menjadi orang Amerika pertama yang bergabung dalam
Italian Madonnari. Beliau memulai karyanya di Roma pada tahun 1982 dengan
Manfred Stader. Di tahun yang sama, Wenner kembali ke Amerika dan
memperkenalkan seni tersebut di Musium Seni Santa Barbara.
Dan pada tahun 1982 Kurt Wenner mengkombinasikan teknik seni lukis tradisional dengan latihan klasiknya dan memahami ilusi untuk mengkreasikan seni dari semua karyanya. Hal tersebut di kenal sebagai anamorphic, illusionistic, adatu 3D streetpainting yang dapat dilihat dari perspektif pada titik tertentu.
Untuk lebih lengkapnya dapat dibaca di https://kurtwenner
Gambar : Kurt Wenner |
Gambar : Kurt Wenner sedang berkarya |
Sering sekali saat menghadiri pameran lukisan kita tidak diperkenankan menyentuh karya tersebut. Namun pada seni 3D street painting ini kita dapat berkomunikasi langsung dengan berpose di atasnya. Bahkan telah ditandai titik-titik berpose untuk memperoleh angle foto terbaik. Kesan tiga dimensi akan semakin kuat jika dilihat melalui teropong lensa yang dibuat dari bahan kaca datar dan lapisan akrilik yang memiliki kandungan air. Dengan lensa itu pengunjung dapat melihat sisi menakjubkan karya-karya yang dipamerkan dari berbagai sudut pandang. Seni ini membuktikan bahwa lukisan tidak hanya dilihat dan dinikmati dengan pandangan lurus ke depan.
Sumber referensi :
http://en.wikipedia.org/wiki/Street_painting
https://kurtwenner.com/images/PDFs/History_of_street_painting_Final.pdf
http://jakarta.panduanwisata.id/jakarta-selatan/menikmati-karya-3d-yang-menakjubkan-di-artphoria-2013/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar