Rabu, 18 Juli 2018

Mengulas Arsitektur Stasiun Bé-OS


Perancangan bangunan stasiun kota merupakan perpaduan antara struktur dan tehnik modern barat dipadukan dengan bentuk-bentuk tradisional yang menyatu dengan area sekitarnya. Dengan bantuan Art Deco bengunannya menyimbolkan kesederhanaan. Keindahannya dapat dirasakan dari komposisi unit masa dengan ketinggian dan atap yang bentuknya berbeda-beda. pola struktur bangunan stasiun menggunakan system Grid terpusat dan disesuaikan dengan bentangan lebar yang ada.

Dalam perancangannya stasiun jakarta kota terbagi menjadi 3 unit bagian yaitu: unit bagian kepala, unit bagian sayap (gerbang utama masuk & peron), unit bagian menara. Secara keseluruhan stasiun Jakarta kota membentuk huruf  T denah itu memiliki keunikan dan cirri khas tersendiri . 




Dinding bagian dalam hall diselesaikan dengan keramik berwarna coklat bertekstur kasar, sedangkan dinding luar bagian bawah seluruh bangunan ditutup dengan plesteran berbutir berwarna hitam. Dinding yang sama pada concourse diselesaikan dengan ubin pola waffle berwarna kuning kehijauan. Lantai stasiun menggunakan ubin berwarna kuning dan abu-abu, dan untuk lantai peron dipakai ubin pola waffle berwarna kuning. Peron menggunakan rangka atap frame berbentuk butterfly shed (kupu-kupu) dengan penyangga kolom baja profil dipakai pada stasiun ini.




Stasiun kota merupakan perpaduan antara struktur teknik modern yang dipadukan dengan bentuk tradisional setempat. Keindahannya dapat dilihat dari bentk atap dan pilar-pilar utama pada sisi kiri,kanan dan depan bangunan. Bangunan  tunggal bertingkat 2 memiliki pola asimetris baik pada bentuk dasar denah maupun fasad bangunan. Menggunakan atap lengkung sebagai ciri khas dari bentuk Art Deco. Fasad pada pintu utama dibuat lebih megah dari pintu di sisi utara dan selatan karena dipengaruhi oleh fungsinya di masa lampau sebagai bagian dari penyambutan.


Struktur
Struktur bangunan menggunakan kombinasi antara kerangka beton dan kerangka baja. Di ruang tunggu atau Peron kolom bagian dasar lantai  menggunakan plat baja dengan tumpuan sendi lalu diberi baut terhadap batang kolom baja tersebut yang bertujuan memberikan elastisitas menahan beban atap dan juga menahan getaran dari kereta api. Jenis batang kolom menggunakan Baja I lalu disetiap sisi sisinya diberi paku keling.


Di bagian ujung batang kolom diberi plat siku yang difungsikan sebagai penyangga gordeng atap jarak antar gordeng sendiri sekitar 60 cm. Jenis atap yang digunakan yaitu plat baja lengkung Talang air ny juga menggunakan plat baja.  


Di ruang hall atau loby samping, matrial kolom menggunakan baja I yang dilapisi beton (baja komposit), kolom tersebut berbentuk melengkung mengikuti bentuk atap sama seperti hal nya diruang tunggu/peron. baloknya juga menggunakan matrial baja yang dibungkus dengan beton, gordengnya pun sama dilapisi beton.  Ke unggulannya struktur baja yang dilapisi Beton yaitu : 
  • ·         Menambah daya tekan baja tersebut 
  • ·         Agar baja tidak mudah korosit karna adanya lapisan beton yang menyelimuti baja tersebut .
  • ·         Lapisan beton tersebut dapat menyatukan dinding–dinding yang seakan terlihat kuat dan kokoh


Dibagian ruang tunggu berhenti nya kereta penumpang terdapat kanopi yang menggunakan struktur baja . detail struktur tersebut:




Pada bagian kolom menggunakan profil baja I yang ditanam atau dibaut dilantai, pada bagian ujung nya diberi siku yang difungsikan sebagai penopang gordeng, lalu gordeng tersebut berfungsi sebagai penahan atap kanopi berbentuk sirap. Talang datar bagian tengah menggunakan plat baja yang disalurkan ke talang tegak kemudian dibuang ke roil . 

Bidang bangunan lainnya selain ruang tunggu atau peron menggunakan atap dak beton. Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa kombinasi atap lengkung dan dak beton itulah yang menjadi ciri khas dari stasiun ini dengan atapnya yang tinggi serta kuat dan tahan lama kokoh sehingga menyebabkan udara didalam tidak terasa panas/pengap walaupun banyak berkerumujnan orang yang menunggu pemberangkatan kereta. 

Stasiun Jakarta kota sebagian bangunannya berbentuk outdor, sehingga memungkinkan untuk pengurangan pencahayaan dan ketergangtungan akan energy listrik disiang hari. Yang mengesankan dari bangunan ini adalah bangunan ini dibuat hamper 80 tahun yang lalu, untuk bagian atap ada celah yang berguna untuk sirkulasi udara dan pencahayaan.

Program Ruang

Sirkulasi
Stasiun Kota Jakrta memiliki dua akses pintu besar sebagai pintu masuk yaitu pintu masuk dari sebelah utara dan selatan.Akses sirkulasi dari zona peron juga memiliki dua akses pintu keluar dari sebelah utara dan selatan.

Akses pengunjung dari sebelah utara di dalam bangunan dimulai dari hall dan disebelah baratnya terdapat ruang ticketing kemudian terpusat menuju ruang bebas (terus ke sebelah utara) yang disebelah barat terdapat retail dan ruang pengelola,selanjutnya disebelah timur terdapat zona peron. Begitu pula sebaliknya jika akses dimulai dari pintu masuk sebelah kanan.
        


Zoning

Lantai 1


Keterangan :
A1 : Akses pintu keluar-masuk dalam bangunan
A2 : Ruang Ticketing
A3 : Ruang Pengelola
A4 : Retail
A5 : Ruang bebas
A6 : Ruang tunggu peron
A7 : Peron
A8 : Ruang service


Lantai 2
Pengelompokan Ruang

1.     Kelompok Ruang Penerima :
·         Hall/lobby
·         Informasi
·         Keamanan (satpam)
·         Toilet

2.     Kelompok Ruang Pengelola :
·         Ruang publik service
·         Ruang finance
·         Ruang staf  KAI
·         Kantor ekspedisi

3.     Kelompok Ruang Publik :
·         Ruang Ticketing
·         ATM
·         Bank BRI
·         Musholla
·         Retail kafetaria
·         Toilet

4.     Kelompok Ruang Semi Publik :
·         Ruang tunggu peron
·         Peron

5.     Kelompok Ruang Service :
·         Mekanikal Elektrikal
·         MHPV
·         Gudang barang
·         Cleaning service
·         Pantry


Sumber:
https://arsitektur-unila.blogspot.com/2013/04/23-struktur_17.html