Kamis, 15 Juni 2017

Keliling Dunia dalam Satu Hari

Wah beneran nih keliling dunia cuma satu hari?
Iya bener. Pergi ke China aja. Ke Window of the World.

Disana ada semua negara. Tapi, dalam miniatur, hehe.







Di Window of the World ini kita bisa mengetahui bangunan terkenal yang di seluruh dunia. Mulai dari Menara eifel, london bridge, Grand Palace Tahiland, Borobudur, Gunung Fuji, dan masih banyak sekali yang lainnya.

Menurut Wikipedia, Window of The World adalah taman hiburan yang terletak di bagian barat kota Shenzhen di Republik Rakyat Cina. Ini memiliki sekitar 130 reproduksi dari beberapa tempat wisata paling terkenal di dunia yang diperas menjadi 48 hektar (118 hektar). Menara Eiffel 108 meter (354 kaki) mendominasi cakrawala dan pemandangan Piramida dan Taj Mahal yang berdekatan satu sama lain merupakan bagian dari daya tarik taman hiburan ini.

Nah ini foto-foto yang saya abadikan ketika saya kuliah lapangan arsitektur.



      



 

  

Hongkong, Kota Tepian Air



Hong Kong terletak di laut Tiongkok selatan, 60 km (37 mi) sebelah timur Makau di sisi berlawanan dari Pearl River Delta. Dikelilingi Laut Tiongkok Selatan di timur, selatan, dan barat, dan berbatasan dengan kota Shenzhen di utara, di seberang Sungai Sham Chun (Sungai Shenzhen). Luas daerahnya adalah 1,104 km2 (426 sq mi) terdiri dari Pulau Hong Kong, Kowloon, dan New Territories, dan lebih dari 200 pulau lepas pantai, Pulau Lantau adalah yang terbesar sedangkan Hong Kong adalah yang kedua terbesar dan populasinya adalah yang terbesar. Dari keseluruhan total, 1,054 km2 (407 sq mi) adalah darat dan 50 km2 (19 sq mi) adalah air. Hong Kong mengklaim laut teritorial sejauh 3 nautical mile (5.6 km). Luas daratan Hong Kong menjadikan luasannya urutan ke-179 di dunia.





Saat saya mengunjungi hongkong, hal yang pertama kali saya lihat ketika take off adalah lautan. Banyak sekali kapal-kapal yang sibuk kesana kemari. Dan ketika saya keluar dari bandara dengan menggunakan bus juga langsung terlihat indahnya lautan hongkong.

Kota Hongkong ini sangat memperhatikan bangunan yang ada di tepian air, tepatnya di tepian air laut, atau biasa disebut dengan Waterfront City. Objek wisata yang saya kunjungi berada di tepian laut, mulai dari Avenue of Stars, Garden of Stars, dan Repulse Bay.







Objek Amatan (Avenue of Stars)

Assalamualaikum.
Pada halaman ini saya ingin menceritakan objek amatan saya pada Kuliah Lapangan Arsitektur yang saya lakukan pada bulan April lalu. Objeknya berada di Hongkong, disuatu tempat di tepian laut, Avenue of Stars namanya.


Jauh hari sebelum keberangkatan, saya dan tim mempersiapkan diri untuk mengamati objek amatan Avenue of Stars ini. Persiapan mulai dari pembagian tugas, membuat skenario, story board dan latihan pengamatan objek sejenis yang ada di Indonesia.

Sebelum itu, saya mau menguraikan terlebih dahulu literatur tentang Avenue of Stars.

Avenue of Stars, Hong Kong 
Berkas:Avenue of Stars movie camera.JPG
Avenue of Stars (Tionghoa: 星光大道), mengambil contoh dari Hollywood Walk of Fame, terletak di sepanjang jalan Victoria Harbour di Tsim Sha Tsui, Hong Kong. Ini adalah penghargaan yang diberikan pada kesohor dari dunia Industri Perfilman Hong Kong.

Sejarah
Pada tahun 1982, kelompok New World Group membangun tempat pejalan kaki sepanjang tepi laut di sekitaran New World Centre di Tsim Sha Tsui East, Kowloon, Hong Kong. Pada tahun 2003, mereka mengumumkan bahwa akan membelanjakan sekitar HK$40 juta untuk membangun "Avenue of Stars", sebuah proyek yang didukung oleh Hong Kong Tourism Board, Tourism Commission, Leisure and Cultural Services Department dari pemerintahan Hong Kong dan Hong Kong Film Awards Association. 
Tempat tersebut dibuka untuk umum pada 28 April 2004 dengan upacara pembukaan yang diadakan satu hari sebelumnya, 27 April. Upacara tersebut dihadiri oleh tokoh-tokoh pemerintahan dan kalangan industri termasuk Henry Tang (Financial Secretary), Stephen Ip (Secretary for Economic Development and Labour), Patrick Ho (Secretary of Home Affairs), Selina Chow (Chair of Hong Kong Tourism Board), Manfred Wong (Director/Actor), dan Cheng Yu Tung (Pimpinan dari New World Group); yang mendanai tempat ini dari anggaran mereka sendiri, akhiryna dikembalikan kepada pemerintahaan Hong Kong SAR sebagai milik umum. 
Pada saat pembukaan, area tersebut sudah dilengkapi dengan sekitar 73 cap tangan/kaki dari para kesohor yang sudah diseleksi olehHong Kong Film Awards Association dan para pembaca dari City Entertainment.

Penjelasan
Berkas:HK Star Bruce Lee 16.jpg
Area ini terletak pada bagian timur dari atraksi yang menarik turis sangat banyak di sepanjangan tepian laut area Tsim Sha Tsui. Sebagai daya tarik lainnya juga ditambahkan beberapa arena yang menarik untuk turis termasuk Museum of Art, Space Museum, Cultural Centre dan Clock Tower. 
Memasuki arena tersebut dari arah Salisbury Garden, akan bertemu langsung dengan sebuah patung replika setinggi 4.5 meter, yang merupakan tiruan dari penghargaan yang diberikan kepada para pengunjung Hong Kong Film Awards. Sepanjang 440 meter jalan tersebut juga diceritakan perjalanan sejarah perfilman Hong Kong selama seratus tahun terakhir, yang digambarkan dalam sembilan pilar yang berwarna merah dan tulisan di sekelilingnya. Dalam setiap satu gambar ada plakat yang diberikan kepada pesohornya. Beberapa diantaranya disertai dengan tanda tangan dan cetakan tangan dari pesohor dalam sement, namun pada umumnya hanya berisikan plakat dan nama dari pesohornya saja. 
Jalanan itu memberikan pemandangan yang menarik sepanjang Victoria Harbour. Di malah hari, tempat itu sangat terkenal sebagai tempat untuk menampilkan Symphony of Lights. Itu adalah tempat yang terbaik untuk melihat sisi glamor dari dunia keartisan di Hong Kong.
Dalam waktu dekat akan dipasang replika dari obor Olimpiade Musim Panas tahun 2008. 
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Avenue_of_Stars,_Hong_Kong 


Nah, begitulah penjelasannya. Namun ketika saya dan tim sampai ke tempat kejadian perkara, tidak seperti yang kami bayangkan. Avenue of Stars tersebut sedang dilakukan renovasi, sehingga ditutup untuk sementara waktu.

Walaupun demikian, kami tetap melakukan pengamatan apa yang ada di objek, tetapi tidak sesuai script dan storyboard yang sudah kami persiapkan. Kami mengambil gambar dan merekam semampu kami.

Kuliah Lapangan Arsitektur 2017 (HOSEMA)

Pada bulan April lalu saya melakukan kuliah lapangan arsitektur di Hongkong-Macau-Shenzhen. KLA 2017 dilakukan selama 5 Hari, tepatnya pada tanggal 23 April sampai 27 April.

Hari pertama,

Hari pertama, saya berangkat dari Bandara Soekarno Hatta pada jam 6.30. Itu pertmakalinya saya naik pesawat, dan langsung pergi jauh. Perjalanan memakan waktu selama 4 jam. Saya sampai jam 12 waktu hongkong. Perdaan waktu hanya terpaut 1 atau 2 jam.

Pada hari ini, saya langsung melakukan pengatan objek saya di Avenue of Stars.


Pengamatan dilakukan hingga malam hari. Kemudian dilanjutkan ke toko coklat dan makan malam. Setelah kenyang, baru lah kita pergi ke hotel. Hotel tersebut bernama Bes Western Harbour View Hotel.



Hari ke dua,

Pagi hari, saya makan pagi di hotel dan pergi ke Madam Tussauds yang berada di Victoria Peek. Setelah itu dilanjutkan ke Repulse Bay dan sholat di Islamic Center.



Perjalanan dilakukan menggunakan kapal Ferry menuju Macau. Tempat yang kami kunjingi pertama kali adalah Macau Tower dan Klenteng. Lalu pada malam harinya saya dan teman-teman pergi ke luar hotel hotel ntuk melihat night street view di Macau.






Hari ke tiga,

Pada hari ini saya mengunjungi Senado square, St. Pauls, dan Vennetian Mall. Kemudian naik kapal ferry lagi menuju Shenzhen.




Hari ke empat,
Waktunya pergi keliling dunia!
Waktunya jadi raksasa!
Tapi, dalam dunia mini, hehe.

Nah hari ini saya mengunjunga Window of the world, di sana dapat ditemui berbagai icon negara di seluruh dunia.






Hari ke lima,
Ini hari  terakhir saya mengunjungi hongkong. Perjalanan ditutup dengan mengujungi Shenzhen Bay sport Center, sebuah stadion yang sangat cantik dengan strukturnya.







Rabu, 29 Maret 2017

Tolong

Tolong..
saya sudah tidak berada dimasa lalu
saya tidak menginginkannya
ingin hilang ingatan rasanya
tolong hentikan itu
tolong.

Minggu, 19 Maret 2017

H I L A N G

Satu..
tak terdefinisi
Satu..
telah lama tinggal

Dekat..
tapi tak tersentuh
Lekat..
tapi tak terasa

Relung jiwa terbagi
Hilang, terganti
Resah!
Buta!
Tuli!
Mati!

[T, 200317]

Profil Shenzhen



Shenzhen (diucapkan [ʂənʈʂən]; Cina: 深圳) adalah kota utama di Provinsi Guangdong, Tiongkok bagian Selatan. Letaknya tak jauh dari perbatasan Hong Kong. Kota dengan luas wilayah 2.020 km² ini memiliki populasi penduduk yang mencapai 15 juta jiwa. Shenzhen terdiri dari Kabupaten Nanshan, Futian, Luohu dan Yantian terletak di Zona Ekonomi Khusus, dan distrik Bao’an dan Longgang di luar. Shenzhen adalah daerah pertama di Tiongkok dan salah satu yang paling sukses dalam Zona Special Economic (SEZ).

Shenzhen disebut sebagai kota baru, kota yang hanya dalam kurun waktu 30 tahun kemajuannya mampu menyamai bahkan melampaui kota-kota besar dunia dengan gedung-gedung pencakar langit, lengkap dengan berbagai berbagai fasilitas modern.

Bahkan Presiden China Hu Jintao memuji Zona Ekonomi Khusus Shenzhen sebagai sebuah keajaiban dalam sejarah industrialisasi, urbanisasi, dan modernisasi dunia. Shenzhen jugalah yang menyumbangkan kemajuan signifikan terhadap reformasi dan keterbukaan Tiongkok. Shenzhen kemudian menjadi cetak biru kebangkitan kembali perekonomian China.

Shenzhen adalah salah satu kota dengan pertumbuhan tercepat di dunia selama 1990-an dan 2000-an. Shenzhen juga menjadi pusat keuangan utama di China Selatan. Kota ini adalah rumah bagi Bursa Efek Shenzhen serta markas untuk banyak perusahaan teknologi tinggi. Maka, dijuluki juga sebagai China Silicon Valley karena begitu tingginya konsentrasi pada perusahaan teknologi di wilayah itu. Shenzhen berada diperingkat 22 dalam edisi 2015 dari Indeks Pusat Keuangan Global yang diterbitkan oleh Z/Yen Group dan Qatar Financial Centre Authority. Kota ini juga menjadi salah satu pelabuhan kontainer tersibuk di dunia. Pada tahun 2007, Shenzhen adalah salah satu dari sepuluh kota di China yang menjadi paling layak dihuni, menurut Chinese Cities Brand Value Report.

Menurut sejarahnya, Shenzhen hanyalah desa nelayan yang biasa bahkan termasuk desa miskin pada tahun 1970. Kota tersebut mengalami perkembangan yang pesat dan menjadi tempat lahirnya transformasi dramatis Tiongkok. Dimulai dengan Kota Shenzhen yang mulai dikembangkan pada akhir tahun 1979, kota tersebut berubah menjadi kota industri. Shenzhen kini adalah sebuah kekuatan baru, kekuatan ekonomi yang diperhitungkan di dunia.

Kota Terbaik Asia




Shenzhen, desa nelayan kecil dan terkebelakang itu kini menjadi sorotan di China, bahkan dunia. Pertumbuhan ekonominya begitu cepat. Pada 2013, PDB Shenzhen melonjak 10,5% YoY, peringkat keempat di Cina dan kedua setelah Guangzhou di Provinsi Guangdong.

Shenzhen telah membentuk telekomunikasi, komputer manufaktur dan elektronik sebagai industri utama. Kota ini adalah rumah bagi raksasa telekomunikasi, seperti ZTE, Huawei, iPhone, dan lainnya. Kemajuan di berbagai bidang industri tersebut pun berdampak pada sektor keuangan di Shenzhen yang juga menyaksikan pertumbuhan yang cepat.

Wilayahnya yang berdekatan dengan Hong Kong pun membawa dampak positif yang kuat. Hong Kong yang adalah tujuan ekspor utama China seakan menjadi magnet bagi Shenzhen untuk menarik sejumlah besar investasi asing.

Bahkan Kota Shenzhen pada 2014 lalu juga mendapat predikat sebagai kota terbaik se Asia, menurut riset lembaga ekonomi independen Milken Institute. Dalam kurun waktu lima tahun, kota ini dinilai yang terbaik dalam hal pertumbuhan lapangan kerja, pendapatan rumah tangga dan indsutri.


Pariwisata


Ekonomi yang mapan dibalut dengan kemajuan teknologi mumpuni menarik pula minat wisatawan asing maupun lokal ke wilayah Shenzhen ini. Salah satu tempat wisata terkenal adalah Window of The World yang merupakan sebuah taman replika fantastis yang terletak di Overseas Town Chinese. Di sini, berbagai replika hidup dari keajaiban dunia, warisan sejarah dan pemandangan yang terkenal bisa disaksikan dengan nyata.

Anda dapat mengunjungi banyak situs terkenal dari berbagai negara, misalnya Pagoda Mahamuni dari Mandalay dan Angkor Wat Kamboja, Menara Eiffel, Athena Kuno, Menara Miring Pisa dan Menara London. Selain itu, Window of the World juga menyuguhkan berbagai pertunjukan kesenian dunia yang memukau.

Selain itu, Splendid China Folk Culture Village juga menjadi referensi wisata yang sangat memuaskan. Taman desa budaya rakyat ini berada di pusat kota Shenzhen yang juga tak jauh dari Window of the World. Di sini Anda dapat menyaksikan berbagai miniatur bangunan penting dan situs sejarah di seluruh China, seperti Potala Palace dari Tibet, Tembok Besar, Kota Terlarang. Tak hanya kedua tempat wisata tersebut, Minsk World, Minsk World Theme Park, Kuil Tian Hou, dan Shenzhen Hongkai Craft Market yang merupakan pusat oleh-oleh terkenal di kota Shenzhen.

Infrastuktur



Infrastruktur dalam bidang energi dan transportasi di Shenzhen sudah sangat maju. Shenzhen yang telah mencanangkan sebagai ‘Green City’, benar-benar dengan komitmen penuh seluruh ‘stekaholders’ ikut menjalankannya. Energi yang dikembangkan secara besar-besaran adalah energi ramah lingkungan, sehingga sumber energi yang berasal dari matahari (LTS, Listrik Tenaga Surya), angin, mikro hidro dan lainnya banyak dikembangkan.

Ada satu ruas jalan dengan panjang 4 km-an yaitu Jalan Shen Nan di pusat Kota Shenzhen yang dipenuhi oleh gedung gedung bertingkat, di mana hampir seluruh kebutuhan energinya disuplay oleh tenaga matahari. Taksi dan bus-bus umum juga banyak yang menggunakan energi listrik. Taksi yang menggunakan daya listrik ini dengan ciri warna biru dan bertuliskan ‘e-taxi’. Listrik untuk memutar mesin kendaran tersebut apabila di charger selama satu jam, itu dapat digunakan untuk berjalan sejauh 300 km.

Kendaran umum di kota Shenzhen hanya berumur 3 tahun, sedangkan kendaraan pribadi dapat berusia maksimal 8 tahun. Motor atau kendaraan roda dua, oleh pemerintah dengan tegas telah melarangnya untuk berlalu-lalang di jalan raya sejak 1996. Pelarangan itu dengan alasan kuat karena berkaitan dengan polusi yang dihasilkannya, mengakibatkan banyak kecelakaan, dan banyak digunakan untuk tindak kejahatan. 

Saat ini motor listrik yang masih boleh dijalankan, itupun di ruas jalan raya secara terbatas. Walaupun jalan raya di Kota Shenzhen lebar-lebar atau setidaknya ada 4 lajur, dan tidak ada yang mengalami kemacetan sama sekali, namun masyarakatnya lebih dari 80% menggunakan fasilitas transportasi umum, utamanya subway/metro, bus umum, dan taxi, untuk menunjang aktivitas hariannya. Transportasi umum terutama subway, banyak digunakan masyarakat, karena faktor; kenyamanan, keamanan, tepat waktu, efisien, dan murah. Untuk diketahui harga BBM di Shenzhen pada Maret 2012 adalah 10,5 RMB atau setara Rp 16 250,-. Pemerintah Kota Shenzhen dengan upaya diversifikasi energi dari energi fosil ke sumber energi alternatif lainnya, setidaknya dapat menghemat 30 juta RMB/tahun. RMB=Yuan, 1 RMB= Rp 1500).

Soal persampahan-pun dan sanitasi lainnya, benar-benar diatur secara sempurna. Sulit menemui selembar sampah saja di pinggir jalan. Pemerintah menindak tegas dengan denda besar bagi siapa saja yang membuang sampah sembarangan. 

Jalan-jalan di Kota Shenzhen sangat nyaman selain tidak ada sampah seperti yang saya ceritakan tadi, juga pedestrian-nya lebar-lebar sekali, sangat memanjakan para pejalan kaki. Ada satu hal lagi yang menjadikan kunjungan ke Shenzhen begitu nyaman, adalah tidak ditemuinya pedagang kaki lima, pengamen, peminta-minta, dan penyandang masalah sosial lainnya. Jangankan pengamen dan lainnya, melihat orang yang nongkrong-nongkrong yang tidak jelas keperluannya, itu tidak ada sama sekali. Orang-orang tidak beredar di jalanan tetapi mereka sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Masyarakat masing-masing mendapat jaminan asuransi kesehatan, pendidikan, dan perumahan. Bahkan kaum difabel dapat tunjangan 1500 RMB/bulan atau setara Rp 2.250.000,- per bulan. Usia pensiun untuk laki-laki 65 tahun dan untuk perempuan 60 tahun. 

Kota Shenzhen adalah contoh perencanaan kota yang ideal. Dari penduduknya pada tahun 1979 hanya 30 rb jiwa dan sekarang tahun 2012 sudah mencapai 12 juta jiwa. Dengan income per capita 13.581 $US, pertumbuhan ekonominya yang sangat fantastis yaitu 25,8% pada tahun 2011, sementara China secara keseluruhan adalah 9,8%. Kota Shenzhen adalah salah satu dari 4 kota lainnya seperti Beijing, Guangzho, dan Shanghai. China sendiri kini adalah kampium ekonomi dunia dengan menjadi no 2 di dunia setelah Amerika Serikat dan mengalahkan Jepang serta negara-negara Eropa. 

Yang menarik dari tata kota Shenzhen adalah pengelompokan bangunannya, di sini ada Zona Perdagangan Bebas Shenzhen ( Shenzhen Free Trade Zone) dan Kawasan Industri Teknologi Tinggi ( Shenzhen High-Tech Industrial Park). Perguruan Tinggi pun terkumpul dalam satu kawasan besar. Sebanyak 8 (delapan) perguruan tinggi terkumpul di kawasan ini, sehingga mereka bisa saling berbagi dalam penyediaan fasilitas mahasiswa seperti kolam renang, aula, gedung olah raga, asrama mahasiswa, taman dll. Sekali lagi lingkungan asri menghiasi kawasan ini, taman tertata rapi dilengkapi dengan danau yang banyak sekali ikanya. Kawasan ini mudah dijangkau karena adanya bus kampus dan stasiun kereta bawah tanah (dalam penyelesaian). 


Sumber: 

http://www.propertyandthecity.com/index.php/city-fact/450-shenzhen-kota-baru-yang-ajaib 
http://nasional.kompas.com/read/2013/12/19/2131338/Belajar.dari.Kota.Shenzhen

Macau itu...



Hai guys! Sekarang, yuk kita mengenal destinasi ke-2 studi ekskursi yang akan dilaksanakan bulan depan.

Macau itu…

Macau atau Haojing (sebelum diduduki bangsa Portugis) merupakan Daerah Administratif Khusus China. Terletak di seberang muara Pearl River, Hong Kong. Destinasi ini “menjual” view kota dan panorama bernuansa eropa.

Sebelumnya, negeri naga ini merupakan bagian terluar bangsa Portugal, sampai pada akhirnya diserahkan kepada China pada tahun 1999. Maka tak heran jika pengunjung mudah menemukan bangunan dan budaya berbau eropa.

Geografis

1024px-Macau_SAR_Regional_Emblem.svg

Makau terletak pada 70 km sebelah barat daya Hong Kong dan 145 km dari Guangzhou. Ia adalah koloni Eropa tertua di Tiongkok, sejak abad ke-16. Pemerintahan Portugal menyerahkan kedaulatan terhadap Makau kepada Republik Rakyat Tiongkok (RRT) pada 1999, dan Makau kini merupakan sebuah Daerah Administratif Khusus Tiongkok.

Penduduk Makau kebanyakan bertutur dalam Bahasa Kantonis; selain itu, Bahasa Mandarin, Bahasa Portugis dan Bahasa Inggris juga digunakan.

Makau terbagi menjadi 4 divisi yaitu:
  • Metro Makau
  • Pulau Taipa
  • Pulau Cotai
  • Pulau Coloane

Keempat divisi ini memiliki sejumlah wilayah yang setingkat dengan kecamatan yang meliputi


Divisi
Subbagian
Metro Makau
Paroki Bunda Maria Fatima
Paroki Santo Antonius
Paroki Santo Lazarus
Paroki Santa Laurensius
Paroki Katedral
Pulau Taipa
Paroki Maria Bunda Karmel
Pulau Cotai[3]
Pulau Coloane
Paroki Santo Fransiskus Xavier


Budaya

Hasil gambar untuk culture macauHasil gambar untuk culture macau

Campuran budaya Cina, Portugis dan tradisi keagamaan selama lebih dari empat abad telah membentuk Macau menjadi kota dengan koleksi festival dan acara yang tak ada tandingannya. Acara tahunan, termasuk festival Macau Arts Maret, Fireworks Internasional Tampilan Contest pada bulan September, festival Internasional Musik pada bulan Oktober dan / atau November, dan Macau International Marathon pada bulan Desember mampu membuat tourist tersihir keasikan.

Tak cukup dengan itu? Masih ada Lunar Tahun Baru Cina, festival tradisional maha penting yang digelar pada akhir Januari atau awal Februari. Destinasi The Pou Tai Un Temple di Taipa adalah tempat untuk Pesta Tou Tei, dewa bumi, pada bulan Februari. Sedangkan Temple A-Ma, penghormatan terhadap Dewi Matsu, digelar pada bulan April dengan banyak jamaah.


Selain itu, ada pula festifal The Drunken Dragon and twinkling-clean di bulan Mei. Di Coloane Village, Tam Kong, The Taoist god juga diperingati pada hari yang sama.
Macau mempertahankan banyak situs sejarah di daerah perkotaan. Pusat Sejarah Macau, juga mencakup 25 lokasi bersejarah, secara resmi terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada 15 Juli 2005 selama sesi ke-29 dari Komite Warisan Dunia, yang diselenggarakan di Durban, Afrika Selatan. Sungguh menarik menyambangi kota ini.


Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Makau
https://sukatulis.wordpress.com/2014/10/09/macau-tanah-wisata-kaya-budaya/