Kamis, 03 Mei 2018

Stasiun Bé-OS




Profil
Gedung           : Stasiun Jakarta Kota
Arsitek            : Frans Johan Louwrens Ghijsels
Fungsi             : Stasiun Utama 
Pengelola        : PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Lokasi             : Jl. Satasiun kota, Roa Malaka, Tambora, Jakarta Pusat
Dibangun        : Tahap I : Tahun 1870
  Tahap II: Tahun 1929

Sejarah
Stasiun Jakarta Kota lebih dikenal sebagai Stasiun Beos, merupakan kependekan dari Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschappij (Maskapai Angkutan Kereta Api Batavia Timur). Nama lain untuk Stasiun Jakarta Kota ini yakni Batavia Zuid yang berarti Stasiun Batavia Selatan. Nama ini muncul pada akhir abad ke -19, karena Batavia memiliki stasiun kereta api Batavia Noord (Batavia Utara yang yang terletak di sebelah selatan Museum Sejarah Jakarta sekarang). Batavia Noord pada awalnya merupakan milik perusahaan kereta api Netherland Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) dan merupakan terminal untuk jalur Batavia- Buitenzorg (Jakarta - Bogor), yang pada tahun 1913 jalur Batavia - Buitenzorg ini dijual kepada pemerintah Hindia Belanda dan dikelola oleh Staats Spoorwegen (SS).

Batavia Zuid (Batavia Selatan), awalnya dibangun sekitar tahun 1870, kemudian ditutup pada tahun 1926 untuk renovasi menjadi bangunan yang kini ada. Pembangunannya selesai pada 19 Agustus 1929 dan secara resmi digunakan pada 8 Oktober 1929. Acara peresmiannya dilakukan secara besar-besaran dengan penanaman kepala kerbau oleh Gubernur Jendral jhr. A.C.D. de Graeff yang berkuasa pada zaman Hindia Belanda tahun 1926 - 1931.

Stasiun Jakarta Kota merupakan karya besar arsitek Belanda kelahiran Tulungagung 8 September 1882 yaitu Frans Johan Louwrens Ghijsels yang dikenal dengan ungkapan Het Indische Bouwen yakni perpaduan antara struktur dan teknik modern barat dipadu dengan bentuk-bentuk tradisional setempat. Dengan balutan art deco yang kental, rancangan Ghijsels ini terkesan sederhana. Sesuai dengan filosofi Yunani Kuno, kesederhanaan adalah jalan terpendek menuju kecantikan. Siluet stasiun Jakarta Kota dapat dirasakan melalui komposisi unit-unit massa dengan ketinggian dan bentuk atap berbeda.

Masa Kini



Stasun Jakarta Kota akhirnya ditetapkan sebagai cagar budaya melalui surat keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 475 tahun 1993. Walau masih berfungsi, di sana-sini terlihat sudut-sudut yang kurang terawat. Keberadaannya pun mulai terusik dengan adanya kabar mau dibangun mal di atas bangunan stasiun. Demikian pula kebersihannya yang kurang terawat, sampah beresrakan di rel-rel kereta. Selain itu, banyak orang yang tinggal di samping kiri kanan rel di dekat stasiun mengurangi nilai estetika stasiun kebanggaan ini. Kini Pihak KAI melalui Unit Pelestarian Benda dan bangunan bersejarah telah mulai menata stasiun bersejarah ini

Bangunan dan Tata Letak


Stasiun ini, pada zaman kolonial ada dua, yaitu Batavia NIS (Batavia Noord) dan Batavia BOS (Batavia Zuid). Setelah kedua stasiun tersebut dibeli oleh pemerintah kolonial, perusahaan kereta api negara Staatsspoor en Tramwegen, berencana untuk membangun stasiun besar baru di atas lahan Stasiun Batavia BOS yang mulai ditutup sejak tahun 1923. Sebagai gantinya, maka stasiun Batavia Noord eks-NISM yang berjarak 200 meter ke arah Utara sebagai stasiun utama untuk melayani penumpang. Tahun 1926, stasiun eks-BOS mulai dibongkar. Pembangunan ini adalah proyek dari pembangunan gedung stasiun milik negara, maka Burgerlijke Openbare Werken, (Departemen Pekerjaan Umum Hindia Belanda), terlibat dalam pembangunannya.

Stasiun ini juga berfungsi sebagai tempat istirahat sementara bagi beberapa kereta api Jarak Jauh sebelum dipersiapkan pemberangkatannya di Gambir.

Layanan Kereta Api
Semua kereta api penumpang jarak jauh dan menegah yang dahulu memiliki terminus ke Stasiun Jakarta Kota akhirnya dialihkan ke Stasiun Pasar Senen. Sejak tanggal 9 Februari 2017 semua perjalanan KA Walahar Ekspres/Lokal PWK dan KA Jatiluhur/Lokal CKP dipindahkan ke Stasiun Tanjung Priok.

KRL/CommuterLine Jabodetabek


Sejak dipindahkannya kereta api lokal ke Stasiun Tanjung Priok, stasiun ini hanya melayani KRL Commuter LineJabodetabek. Adapun KRL yang mengakhiri dan mengawali perjalanan di stasiun ini adalah:
·  Red Line
·         (Depok branch), dari dan tujuan Depok
·         (Bogor branch), dari dan tujuan Bogor
·  Blue Line
·         (Bekasi branch), dari dan tujuan Bekasi
·         via Manggarai
·         via Pasar Senen
·         (Cikarang branch), dari dan tujuan Cikarang
·         via Manggarai
·         via Pasar Senen
·  Pink Line
·         (Tanjung Priok branch), dari dan tujuan Tanjung Priok
·         (Kampung Bandan branch), dari dan tujuan Kampung Bandan

Insiden


Pada tanggal 26 Desember 2014 pukul 06.30, lokomotif CC201 89 07 menabrak peron di Stasiun Jakarta Kota, pada saat melangsir rangkaian kereta api Argo Parahyangan. Lokomotif tersebut melampaui batas aman berhenti, sehingga meloncat keluar rel kemudian menggerus lantai peron. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini

Intisari


1.     Stasiun kereta api ini dulunya biasa disebut dengan nama B.O.S = Bataviasche Ooster Spoorweg (Batavia Eastern Railway), Namun bagi penduduk Jakarta tempo dulu, stasiun ini disebut Beos. Kini nama stasiun ini dikenal dengan nama Stasiun Jakarta Kota.
2.     Stasiun Beos merupakan salah satu Landmark kota Jakarta Tua, yang didirikan pada tahun 1929, yang juga merupakan lambang dari arsitektur bergaya modern pada masa itu. Merupakan pusat dari semua perjalanan kereta api pada masanya dan juga merupakan stasiun pertama yang dibuat.
3.     Stasiun ini merupakan satu kesatuan dengan gedung disekelilingnya seperti Museum Fatahillah (dulunya merupakan gedung Pemerintahan), Museum Seni Rupa (dulunya merupakan gedung Pengadilan, didirikan tahun 1871), Museum Wayang (dulunya merupakan Gereja), stasiun Beos tidak dapat dilepaskan bahwa ia adalah satu dari saksi kejayaan Batavia Tempoe Doeloe dan juga saksi dari perjalanan perkembangan Kereta Api Indonesia hingga Sekarang ini.
4.     Stasiun kota di bangun dengan gaya lasik yang masihb di pertahankan keasliannya dan teksturnya hingga saat ini sebagai dan kebanggaan bagi warga kota jakarta.

Sumber:





Tidak ada komentar:

Posting Komentar