Selasa, 17 Juli 2012

Kamu itu Berbeda

“Ah, gue kesel kesel kesel!”
“Kenapa sih Zu? Alvin lagi? Pengecut lo!”
“Gue juga ingin ungkapi perasaan gue Lev, tapi… gue malu setiap ngeliat dia, lidah gue kelu di depannya.”
“Gak ada salahnya nyoba kan Zu?”
“Iya, masa sih gue yang mulai duluan? Gue itu cewek!”
“Ya daripada lo begini terus. Gue tau lo itu geregetan kan, lo kesel, tapi gak ada yang bisa lo lakuin, iya kan? Emang lo mau dia keburu diambil orang?”
“Gak mau sih Lev. Tapi, orang kaya dia itu gak peka deh sama perasaan cewek. Anehnya, gue tetep suka sama dia. Dia itu beda sama cowok lain.”
“Coba aja dulu Zu, suka atau gak suka dia sama lo, yang penting lo udah ungkapi isi hati lo. Daripada batin lo kesiksa begini.”
“Hmmm, gue pikir-pikir dulu ya Lev.”

Malam hari. Aduh Alvin, kamu kok ganteng banget sih! Badanmu tinggi, putih, hidungmu mancung, alis matamu tebal. Dan semyummu, lesung pipimu, manis! Lalu, aku suka matamu, mata indah berwarna cokelat muda. Kenapa sih wajah kamu itu gak mau pergi dari pikiranku? Kamu tahu apa yang aku suka selain itu? Kepolosan-mu, ya kamu itu polos! Teman-temanku menyebutmu ‘tablo’. Kamu itu beda, kamu itu gak rusuh seperti cowok-cowok lain. Kamu itu apa adanya, semuanya gak dibuat-buat seperti yang lainnya.

Hey, ngomong-ngomong saran Leva gimana ya? Ah, aku malu sama kamu Vin! Memang aku gak bisa menahan rasaku ini, tapi rasa itu tersumbat setiap kali melihatmu, aku gak bisa ngomong. Tapi aku gak bisa terus-terusan begini. Kamu tahu gak? Batin aku sakit nahan perasaan ini. Aku cape cuma bisa liatin kamu dari jauh. Sekarang, aku putuskan untuk menyampaikan perasaanku ini. Tuhan, bantu aku.
***
Ah, aku suka pagi ini, awan-nya mendung tapi tidak hujan. Hey itu kamu Vin! Sekarang aku harus berani.
“Hey Vin, pulang sekolah nanti kamu ada acara gak?”
“Eh Zura, gak ada kok. Emangnya kenapa?”
Jantungku berdegup tak beraturan. “Pulang sekolah nanti boleh ketemuan gak di taman sekolah?”
“Oh, okedeh” Ah, lesung pipi itu manis sekali Vin.
Aku senang karena aku bisa berbicara denganmu. Pagi-pagi gini sudah disuguhkan senyuman manismu, apalagi mata itu, indahnya. Aku tambah bersemangat menjalani hari ini. Hey, tapi jantungku masih tak terkendali.

Bel pulang sekolah berbunyi. Detak jantungku semakin cepat. Berkali-kali aku menarik nafas panjang untuk merileks-kan diriku. Hey, siapa itu? Apa itu kamu Vin? Iya itu kamu, tapi siapa cewek di sebelahmu itu? Kelihatannya kamu senang sekali bercengkrama dengannya. Aduh nafasku tiba-tiba sesak Vin. Tahu gak? Hatiku seperti teriris, sakit! Aku gak kuat lihat pemandangan itu, aku segera berlari pulang, air mataku tak bisa ku tahan. Sakit Vin, sakit!

Dan awan begitu gelap diikuti hujan yang deras, seperti melambangkan perasaanku saat ini. Vin, aku yang salah, aku yang bodoh! Aku menyesal kenapa aku tidak berani menyatakan perasaanku dari dulu. Aku sedih, sekarang di hati kamu sudah ada seseorang yang mengisinya. Dan hatiku… Hatiku sudah tak berbentuk lagi Vin, hancur. Bodoh! Bodoh! Bodoh! Hey, aku baru ingat Levana, hampir saja aku lupa kalau aku punya sahabat. Aku ceritakan semua kejadian ini pada Leva. Untungnya sedihku agak sedikit berkurang.

Drrrt drrrt, ada sms. “Zu, tadi kamu kemana? Aku cari2 tapi gak ada. - Alvin” Eh, itu sms dari kamu Vin?
Maaf ya gak aku bales, gak tepat banget sih sms-nya -_- aku terlanjur sakit Vin. Eh, tapi dapet darimana nomor aku? Dari Leva? Masasih kamu nanyain nomer aku ke Leva. Di hati kamu kan udah ada cewek itu, kenapa cari-cari aku? Hahaha,  ternyata sama saja dengan yang lain.
***
Sudah seminggu berlalu, aku jarang sekali melihatmu. Aku sengaja menghindar darimu. Aku masih sakit. Tetapi Leva memarahiku karena perbuatanku yang seperti itu. Katanya aku harus selidiki dulu siapa cewek itu, apa benar dia pacar kamu. Tapi aku udah cape, aku ingin belajar melupakanmu Vin.  Walaupun, perasaan suka itu masih ada. Tapi, sudahlah!

Pulang sekolah. Dirimu muncul! Aku segera menghindar. Tapi, hey apa kau memanggil namaku?
“Zu, aku cari-cari kamu, ternyata kamu disini.”
“Ada apa mencariku?”
“Aku boleh ngomong sama kamu gak? Kita ke taman sekolah yuk”
Di taman. Kita duduk di sebuah bangku panjang. Hening, aku tak tahu harus bagaimana. Kamu juga hanya diam saja. Apa yang mau kau katakana Vin? Sedari tadi hanya diam. Dan terlintas di pikiranku saat kamu tertawa riang bersama dia.
“Zu, kamu tahu gak? Sebenarnya… aku suka sama kamu.”
Apa? Ini gak salah denger Vin? Batinku.
“Zu…”
“Eh, apa? Bukannya kamu sudah punya pacar? Cewek yang sering sama kamu itu siapa?”
“Maksud kamu Maya? Dia adikku Zu.”
Aku terdiam mendengarnya. Aku kaget, ternyata dia adikmu. Bodohnya aku.
“Zu… maafin aku ya, aku baru berani ungkapi persaanku sekarang. Padahal sudah lama aku suka sama kamu, tapi aku malu. Kamu itu cantik, lucu, aku suka senyum kamu, manis banget. Dan, kamu itu beda dari cewek-cewek lain.”
“Vin, kamu tahu gak? Aku juga suka sama kamu dari dulu.”
Tiba-tiba kau memelukku, begitu erat pelukanmu sampai aku tak bisa bergerak. Ternyata selama ini kamu juga menyukaiku. Hatiku berbunga-bunga Vin. Tak ingin moment ini berakhir.

Tyas
Thanks to ‘kamu’ sumber inspirasiku {}

1 komentar: