Jumat, 15 Mei 2015

Lukisan Menakjubkan dibawah Kaki

Apa yang terlintas di pikiran anda setelah membaca judul tersebut? Mungkinkah sebuah lukisan diatas kanvas yang diinjak? Ataukah ada sebuah lukisan yang selama ini tidak anda sadari berada di telapak kaki anda? Hmmm.. bisa jadi. Tetapi jika anda berpikir itu sebuah lukusian yang ada di lantai atau jalan raya maka tebakan anda tepat sekali.

Belakangan ini banyak sekali gambar 3D optical ilussion yang berkeliaran di dunia maya, entah itu di facebook, instagram, twitter, atau social media lainnya. Bahkan telah di gelar pameran 3D street painting di Jakarta beberapa waktu lalu yang langsung dilukis oleh penggagasnya bernama Kurt Wenner asal Amerika Serikat yang tercatat pernah menjadi scientific illustrator untuk National Aeronautics and Space Administration atau NASA.





Bagaimanakah sejarah dari  seni lukis jalanan ini?


Seni ini di duga memiliki tradisi panjang di Eropa khususnya negara Italia pada abad ke 16. Di kota-kota, pejalan kaki dapat melihat sepetak trotoar atau permukaan beraspal dihiasi dengan kapur atau pastel. Seniman jalanan itu biasa di sebut Madonnari. Mereka selalu berpindah-pindah tempat, dan banyak dari mereka di bawa ke kota untuk  bekerja di katredal. Setelah pekerjaan mereka selesai mereka menggambar kembali karya yang mereka buat di katredal yang kemudian diterapkan ke trotoar sebagai cara untuk terus hidup. Mereka juga pergi dan bergabung dalam festival yang di adakan di setiap provinsi dan kota untuk mendapatkan koin dari para pengamat yang menyukai karya mereka. Hanya berbekal kapur, ubin, batu bara dan bahan apa saja yang dapat dijadikan alat untuk melukis serta sebuah bakat yang luar biasa mereka dapat menyambung hidupnya.


Seni lukis jalanan mulai muncul di London pada pertengahan abad 19. Istilah yang dipakai di Inggris untuk para seniman ini adalah “Screevers”. Hal itu didapat dari gaya penulisan mereka pada setiap karyanya.


Pada awal 1970an, street painting mulai bangkit kembali di Italia. Diselenggarakannya sebuah festival di Grazie yang memusatkan perhatian pada bentuk seni dan para mahasiswa seni eropa yang bergabung dengan seniman jalanan dengan membuat gambar menggunakan kapur, aksi mereka tersebut dilakukan untuk donasi.

Kemudian pada tahun 1980, seorang seniman bernama Kurt Wenner menjadi orang Amerika pertama yang bergabung dalam Italian Madonnari. Beliau memulai karyanya di Roma pada tahun 1982 dengan Manfred Stader. Di tahun yang sama, Wenner kembali ke Amerika dan memperkenalkan seni tersebut di Musium Seni Santa Barbara.

Dan pada tahun 1982 Kurt Wenner mengkombinasikan teknik seni lukis tradisional  dengan latihan klasiknya dan memahami ilusi untuk mengkreasikan seni dari semua karyanya. Hal tersebut di kenal sebagai anamorphic, illusionistic, adatu 3D streetpainting yang dapat dilihat dari perspektif pada titik tertentu.
Untuk lebih lengkapnya dapat dibaca di https://kurtwenner

Gambar : Kurt Wenner
Gambar : Kurt Wenner sedang berkarya
Sering sekali saat menghadiri pameran lukisan kita tidak diperkenankan menyentuh karya tersebut. Namun pada seni 3D street painting ini kita dapat berkomunikasi langsung dengan berpose di atasnya. Bahkan telah ditandai titik-titik berpose untuk memperoleh angle foto terbaik. Kesan tiga dimensi akan semakin kuat jika dilihat melalui teropong lensa yang dibuat dari bahan kaca datar dan lapisan akrilik yang memiliki kandungan air. Dengan lensa itu pengunjung dapat melihat sisi menakjubkan karya-karya yang dipamerkan dari berbagai sudut pandang. Seni ini membuktikan bahwa lukisan tidak hanya dilihat dan dinikmati dengan pandangan lurus ke depan.


    




Sumber referensi :
http://en.wikipedia.org/wiki/Street_painting
https://kurtwenner.com/images/PDFs/History_of_street_painting_Final.pdf
http://jakarta.panduanwisata.id/jakarta-selatan/menikmati-karya-3d-yang-menakjubkan-di-artphoria-2013/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar